Kamis, 31 Oktober 2013

Buruh Bentrok dengan Ormas, 10 Orang Terluka

 Sumber : Tempo.co

TEMPO.CO, Bekasi - Sebanyak 10 orang buruh dilaporkan terluka akibat bentrokan dengan organisasi masyarakat Pemuda Pancasila (PP), Kabupaten Bekasi. Bentrokan terjadi ketika beberapa orang buruh hendak bergabung dengan kelompok buruh lainnya di kawasan Ejip, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.

Karma Iraman, 30 tahun, harus dilarikan ke Rumah Sakit Hosana Medika, Lippo Cikarang, karena mengalami luka bacok dipunggung hingga mendapatkan 30 jahitan. Karma mengatakan, saat itu pekerja dari PT Ganza Furido ini hendak menuju titik kumpul buruh di kawasan Ejip. "Orangnya membawa senjata tajam," katanya, Kamis, 31 Oktober 2013.

Selain Karma, masih ada sembilan orang lainnya yang dirawat di rumah sakit. Mereka dilaporkan mengalami luka bacok dan pukulan benda tumpul. "10 Pekerja dilarikan ke Rumah Sakit Hosana Medica dan (Rumah Sakit) Medirosa, Cikarang," ujar Pimpinan Cabang SPL FSPMI Bidang Advokasi, Budi Lahmudi.

Lahmudi mengatakan, kekerasan yang dialami buruh berawal dari penghalauan aksi oleh PP. Buruh yang sedang konvoi dipaksa untuk berputar arah. Selain itu, sebagian buruh yang hendak keluar dari perusahaan, kata dia, dihalangi untuk tak ikut bergabung. "Saat konvoi disabet senjata tajam, ada yang baru keluar pabrik dikejar-kejar kemudian diinjak-injak," katanya.

Lahmudi menyebutkan, korban kekerasan oleh ormas itu di antaranya Ade Nurdin Maulana, yang menderita luka berat akibat dikeroyok 10 orang, Imron (luka bacok di kepala), Subandi (luka bacok di kepala), seorang satpam (luka bacok di kepala), Joko (luka memar di wajah), Purwadi (luka memar), Karma (luka bacok di punggung), dan Wawan Katiwa (luka tusuk di pinggang). "Masih ada tiga buruh yang dirawat di Rumah Sakit Medirosa," katanya.

Ihwal kekerasan yang dialami para pekerja, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kontras dan TUCR sebagai kuasa hukum untuk melaporkan ke Polda Metro Jaya. "Kami tetap berkoordinasi dengan kapolres dan kapolsek sebagai pemilik wilayah," katanya.

Ketua PP, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Apuk Idris, mengatakan pihaknya menerjunkan anggotanya di lapangan semata-mata untuk mengamankan jalannya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh buruh. "Kita jelas sebagai orang Bekasi, konon katanya buruh ini akan menutup fasilitas umum," katanya pada Tempo, Kamis, 31 Oktober 2013.

Karena itu, pihaknya membantah kalau PP turun ke jalan dan ikut mengamankan aksi demonstrasi karena ditunggangi pengusaha. Menurut dia, pihaknya ikut turun hanya ingin mengimbau kepada buruh agar ketika melakukan aksi tak mengganggu kenyamanan masyarakat. "Tolong hargai yang sedang bekerja, jangan sampai anarkis," kata Apuk.

Karena itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh buruh agar menuntut haknya tanpa mengabaikan kenyamanan masyarakat. "Kepada seluruh buruh silahkan demo, tapi jangan anarkis. Itu hak Anda, kami tidak melarang," ujarnya.

Ihwal terjadinya bentrokan, pihaknya mengatakan, anggota ormasnya diserang terlebih dahulu, dengan cara dilempari batu. Bahkan, kata dia, anggotanya yang sedang berada di lapangan diejek dengan kata pengangguran. "PP tidak menyerang (dulu). Kita ditimpukin," katanya. "Enggak apa-apa kita dibilang pengangguran. Kami hanya mengimbau (buruh) tidak anarkis," ujarnya.

Kepala Polisi Resor Kota Bekasi, Komisaris Besar Isnaeni Ujiarto, tak dapat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya. Pesan singkat yang dikirim Tempo juga tak mendapatkan balasan.

ADI WARSONO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon untuk komentar menggunakan kata yang sopan, tidak mendiskreditkan seseorang atau mengandung unsur SARA.
Apabila Admin menganggap bahwa komentar dianggap tidak etis untuk ditampilkan maka akan dihapus.
Terima kasih