Kamis, 03 Oktober 2013

Ketua MK Ditangkap, Mahfud: Pak Akil Mengaku Saja

Sumber : Tempo.co

Mahfud MD. ANTARA/Fanny Octavianus
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) M. Mahfud Md. sangat kaget dengan penangkapan Ketua MK Akil Muchtar. Ia menyarankan supaya Akil mengakui saja apa yang telah ia perbuat.

"Agar tidak terlalu menyulitkan, lebih baik Pak Akil itu sudahlah, mengakui saja itu. Biar cepat daripada nanti berbelit-belit," kata Mahfud Md. saat ditemui di Jogja Expo Center Yogyakarta, Kamis, 3 Oktober 2012.

Sebab, kata dia, setiap orang yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak ada yang bisa lolos. Membantah bagaimana pun KPK biasanya dapat membuktikan hasil pembicaraan telepon, jadwal perjalanannya, tempat pertemuannya, dan saksinya. KPK pasti mempunyai bukti lengkap.

Saran itu, menurut Mahfud, agar prosesnya cepat, daripada nanti berbelit-belit,
lalu di persidangan disetel dan diungkap macam-macam rekaman. Jika segera mengaku, maka tidak menyulitkan persoalan suap ini. "Akui saja yang sudah dilakukan. Sehingga kalau memang perannya tidak terlalu besar mungkin ringan hukumannya juga tidak terlalu berat," kata dia.

Secara pribadi, kalau ini (kasus suap Ketua MK) benar terjadi, sungguh benar-benar sangat disesalkan dan menjadi bencana besar di dunia penegakan hukum. Karena Akil adalah ketua lembaga penegak hukum tertinggi di negeri ini.

Sebab, tidak ada di dalam sejarah di Indonesia pimpinan lembaga tinggi negara ditangkap karena urusan korupsi. Mungkin ada pejabat penting ditangkap. Mungkin ketua lembaga negara di masa lalu, tetapi itu urusan politik. Kalau penangkapan karena korupsi ini baru pertama tertangkap tangan.

Ia berharap Akil bisa mempermudah proses perkara ini. Sebab, itu juga mempermudah MK karena MK mempunyai pekerjaan berat.

MUH SYAIFULLAH 


Berita Terkait :
KPK Tangkap Akil Mochtar dan Politikus Golkar KPK Tangkap Ketua MK Akil Mochtar?
Begini Sengketa Pemilu Gunung Mas Ketua MK Ditangkap, KPK Sita Rp 3 Miliar
Harta Akil yang Dilaporkan Rp 5,2 Miliar  

Ini Obrolan Terakhir Akil Sebelum Ditangkap KPK

Sumber : Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa saat sebelum ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi di rumahnya, Jalan Widya Chandra III Nomor 7 Jakarta Selatan, Rabu, 2 Oktober 2013, Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar sempat berbincang dengan sejumlah wartawan, termasuk Tempo. Perbincangan terjadi di press room MK, sebelum Akil pulang ke rumahnya.

Saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 18.00. Sudah kebiasaan Akil untuk menyambangi press room untuk sekedar bertutur sapa dan berbincang dengan wartawan. Letak ruang wartawan itu memang berada tepat di samping ruang sidang. Hampir bisa dipastikan tiap usai maupun rehat sidang, dia berkunjung ke ruang wartawan.

Akil memang dikenal akrab dengan wartawan yang biasa liputan di MK. Tak susah baginya untuk menghafal nama para wartawan. “Wah, hari ini sidang padat sekali. Kalian sih enak, dari pagi hanya mendengarkan saya bicara, sudah dapat duit banyak. Saya dari jam delapan pagi (bersidang),” Akil bercanda.

Para wartawan tampak antusias berbincang dengan Akil. Mereka berdiri membentuk setengah lingkaran mengelilinginya. Malam itu sekitar sepuluh wartawan mengerubungi Akil. Sisanya memilih duduk di meja komputer untuk menyelesaikan berita.
Beberapa wartawan kemudian menanyakan tentang kesempatan kedua pasang calon Gubernur Jawa Timur dalam sengketa pemilu kepala daerah yang sedang diproses Mahkamah Konstitusi. Menurut Akil, kedua pasangan sama-sama kuat. “Ya, kan tadi lihat sendiri beberapa saksi ahli dari kedua kubu sama-sama mengutarakan pendapatnya.”

Sengketa pemilu kepala daerah Jawa Timur ini, kata dia, harus didalami secara menyeluruh. Kubu Khofifah menuduh Soekarwo menggunakan program bantuan sosial sebagai upaya money politic. Namun, kata Akil, hal itu agak susah dibuktikan kebenarannya. Keputusan akhir, menurut dia, akan menunggu hasil musyawarah dengan hakim konstitusi lain.

Perbincangan pun berlanjut. Obrolan tetap tak jauh dari masalah sengketa pemilu di beberapa daerah serta jalan sidang yang dipimpinnya. Akil sempat bercerita tentang salah seorang saksi dalam persidangan yang sempat dimarahinya karena membentak saat ditanya.

Saat itu, kata dia, seorang saksi dengan nada tinggi memberikan kesaksian menggunakan kata “zalim” dengan membentak. Pernyataan itu kata dia merupakan yang kedua kalinya. “Jujur saya tadi sempat kaget, harusnya bilang saja, ‘Itu tak benar, Yang Mulia’,” ujar Akil.

Di tengah perbincangan, Akil kembali melontarkan candaannya saat melihat seorang wartawan sedang melaksanakan salat Maghrib, tetapi seorang wartawan lain sedang tertidur pulas di sebelahnya. “Lha, itu kenapa kok disalati?” kata Akil. Orang yang disalati adalah orang yang sudah meninggal.

Seorang wartawan tiba-tiba menanyakan akun Twitter milik Akil. Lalu Akil mengeluh banyaknya mention yang menjelek-jelekkan Mahkamah Konstitusi. “Sering ada yang mention, katanya MK sarang korupsi gara-gara kasus mereka tak selesai,” ujar Akil. Namun, dia mengaku enggan membalas mention yang bernada sinis.

Menurut dia, akun Twitter yang dimilikinya sebenarnya hanya digunakan sebagai refreshing. Akil mengatakan akunnya sempat akan ditutup, tetapi tak jadi karena dia merasa bisa lebih tahu berita dan perkembangan kabar terkini dari jejaring sosial tersebut. Hingga pukul 20.30, Akil masih berbincang dengan wartawan sebelum pamit pulang.

Sekitar pukul 22.00, Akil Mochtar ditangkap KPK di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra III Nomor 7, Jakarta Selatan, dengan barang bukti uang senilai miliaran rupiah.

FAIZ NASHRILLAH

Kabar Terkait :

Kronologi Lengkap Penangkapan Akil Mochtar

Sumber : Tempo.co

Penyidik KPK memperlihatkan uang yang disita sebagai barang bukti dihadapan Ketua KPK Abraham Samad, Juru Bicara KPK Johan Budi SP, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan Hakim Konstitusi Patrialis Akbar dalam jumpa pers di KPK, Jakarta, (3/10). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menjelaskan penyelidik lembaganya sudah mengincar Ketua Mahkamah Konstitusi sejak awal September 2013. Menurut Abraham, sejak diselidiki, KPK mendapat informasi penyerahan uang di rumah dinas Akil, di Jalan Widya Chandra III Nomor 7, Jakarta.

"Infonya, akan ada penyerahan duit yang akan diserahkan pihak-pihak yang berperkara," kata Abraham di gedung kantornya, Kamis, 3 Oktober 2013.

Kemudian, penyelidik langsung berangkat dan memantau di sekitar rumah Akil. Para penyelidik itu tiba di daerah rumah Akil sekitar pukul 22.00, pada Rabu, 2 Oktober 2013. Ketika sedang memantau, tiba-tiba datang mobil Toyota Fortuner putih yang dikendarai oleh seseorang berinisial M. M adalah suami anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golongan Karya Chairunissa.

Di dalam mobil, Chairunissa ditemani oleh pengusaha tambang asal Palangkaraya Cornelis Nalau. "Kemudian, dua orang dari mobil itu turun dan masuk ke rumah AM. Tak berapa lama, tim langsung mendekat dan melakukan operasi tangkap tangan," kata Abraham.

Dari rumah Akil itu, KPK membawa barang bukti duit Sin$ 294.050, US$ 22.000, yang disimpan dalam amplop cokelat.

Selanjutnya >> 1  2

Berita Heboh MK :

Penangkapan Akil Mochtar, KPK Cegah Ratu Atut

Sumber : Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta--Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengatakan lembaganya telah mengenakan status cegah tangkal untuk seseorang terkait penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. "Baru satu orang yang kena cegah, dan itu bukan hakim," kata Bambang di gedung kantornya, Kamis, 3 Oktober 2013. Sayangnya, Bambang enggan menjelaskan identitas orang tersebut.

Namun Sumber Tempo mengatakan orang yang dicegah itu adalah Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. "Benar," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis malam, 3 Oktober 2013.

Ketua KPK Abraham mengatakan lembaganya secara resmi menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar menjadi tersangka dua kasus dugaan suap sengketa Pemilihan Kepala Daerah. Menurut Abraham, dalam ekspose yang dilakukan, KPK telah menemukan bukti permulaan yang cukup tentang adanya dugaan tindak pidana korupsi sehingga kasus ditingkatkan ke tahap penyidikan. "Pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana adalah AM," kata Abraham, Kamis, 3 Oktober 2013.

KPK melakukan ekspose dalam dua kasus. Pertama, kasus dugaan korupsi pada pengurusan sengketa Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Kedua, kasus dugaan korupsi pengurusan sengketa Pilkada Lebak Banten. Akil terkena di dua kasus tersebut.

Di kasus Gunung Mas, status tersangka ditetapkan kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golongan Karya Chairunissa, Bupati Gunung Mas Hambit Bintih, dan seorang pengusaha tambang bernama Cornelis Nalau. Akil dan Chairunissa disangka sebagai penerima suap, sedangkan Hambit dan Cornelis disangka sebagai pemberi suap.

Di kasus Lebak, status tersangka ditetapkan kepada advokat Susi Tur Andayani, dan Tubagus Chaeri Wardana, suami Airin Rachmi Diany. Tubagus adalah adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Akil dan Susi disangka sebagai penerima suap, sedangkan Tubagus sebagai pemberi suap.

MUHAMAD RIZKI

Berita Heboh Ketua MK :

Selasa, 01 Oktober 2013

Alasan Lain Kenapa Lekra Dicinta

Sumber : tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - ADA banyak alasan lain bagi banyak seniman bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Tak cukup hanya kagum dengan konsep dan prinsip yang mereka tanamkan.

Menurut pelukis Djoko Pekik, sebagian seniman yang berhimpun ke Lekra mendapat fasilitas sekolah ke luar negeri. Meski tak semua mendapatkan fasilitas itu, katanya, Trubus Sudarsono--seniman Lekra yang juga anggota PKI—pernah dikirim belajar ke Cekoslovakia hanya karena ia masuk Lekra.

Penjelasan Pekik dibenarkan Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan dalam buku mereka, Lekra Tak Membakar Buku. Donasi politik bagi para perupa, merupakan magnet lain bagi para seniman.

Lekra, menurut Rhoma dan Muhidin, memberikan santunan perjalanan ke luar negeri dengan memanfaatkan jaringannya di sejumlah negara "berideologi serumpun" yang tersebar di Asia, Afrika, hingga Amerika Latin. Lekra memperoleh modal jaringan dari kedekatannya dengan Partai Komunis Indonesia, yang muncul lagi di pentas politik nasional setelah menempati posisi keempat dalam Pemilu 1955.

“Usaha Lekra menjadi jembatan bagi perupa untuk ke luar negeri menyaingi usaha serupa yang biasa dilakukan Sticusa, yang kerap memberikan beasiswa bagi seniman Indonesia untuk ‘mencicipi’ pengetahuan di luar negeri, terutama ke negeri Belanda,” demikian mereka menulis.

Tahun 1960-an menjadi puncak kejayaan Lekra. Ketika itu, lembaga ini sangat gencar menggelar pertunjukan dan pameran seni. Biasanya, mereka mengambil momentum peringatan Hari Kemerdekaan, ulang tahun PKI, dan ulang tahun Lekra. Di Yogyakarta, misalnya, Lekra kerap mementaskan ketoprak tobong--tempat pertunjukan yang sifatnya darurat--untuk mengisi acara seni di Sekatenan. Mereka berkeliling dari desa ke desa.

Di Surabaya, Lekra mendongkrak popularitas ludruk, yang berbasis di perkampungan. “Tidak ada ludruk yang tidak masuk Lekra,” kata Greg. Kelompok yang sudah ada sebelum Lekra, seperti Ludruk Marhaen, Cinta Massa, Tresno Enggal, Enggal Tresno, dan Ludruk Arum Dalu, juga memutuskan berhimpun di Lekra.

(Baca selengkapnya di Edisi Khusus Lekra di Majalah Tempo terbit 30 September 2013)
TIM TEMPO


Terkait :

Listrik Byarpet, Mesin ATM Terbakar

Sumber : Serambinews.com

Laporan: Rahmad Wiguna | Sumatera Utara
SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Mesin ATM Bank Central Asia di Swalayan Gloria, Jalan Gatot Subroto, Medan terbakar, Selasa (1/10/2013) pagi. Kobaran api itu terjadi ketika aliran listrik di wilayah itu padam, dan diduga terjadi arus pendek ketika proses peralihan arus ke mesin genset berlangsung. Kobaran api sendiri baru diketahui ketika seorang nasabah hendak menarik uang tunai sekira pukul 08.30 WIB.
"Pas dibukanya pintu sudah banyak kepulan asap," kata satpam Gloria Swalayan, Ahmad Harefa.
Meski kobaran api tidak terlalu besar, pihak swalayan tetap menghubungi DP2K Medan yang kemudian menerjunkan lima armadanya. Pasalnya di ruangan itu terdapat mesin ATM lainnya, di antaranya BNI, BRI dan Mandiri.
Petugas sendiri memastikan tidak ada uang yang terbakar. Tapi akibat insiden itu, seluruh mesin ATM di ruangan tidak bisa berfungsi.(*)
Editor: jalimin

Ruh Lekra di Taring Padi

Sumber : Tempo.coi

Sampul majalah TEMPO edisi khusus Lekra.
TEMPO.CO, Jakarta - Terinspirasi oleh semangat Lekra, sejumlah mahasiswa Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia mengagas pembentukan kelompok seni Taring Padi pada akhir 1998, setelah pemerintahan Soeharto tumbang. Mereka ingin menyuntikkan kembali nafas "kebudayaan rakyat" yang sempat disumbat sepanjang Orde Baru berkuasa. "Rakyat menginspirasi kami untuk berkarya," kata Muhammad Yusuf, salah seorang pendiri Taring Padi, September lalu.

Nama Taring Padi dicomot dari frase Minang yang berarti 'duri lembut pada ujung bulir gabah.' Meski kecil, jika mengenai tubuh, duri itu bisa menyebabkan gatal-gatal. Padi juga mengilustrasikan petani yang menjadi simbolisasi rakyat. Filosofi mereka jelas: seni bukan barang elite yang hanya bisa dinikmati di ruang-ruang galeri, tapi karya yang membumi dan melibatkan rakyat. Karena itu, seni terutama harus kritis, bukan sekedar keindahan.

Prinsip dan pola gerakan Taring Padi memang mirip Lekra, terutama Bumi Tarung--sanggar seni rupa yang berada di bawah Lekra. Mereka menolak konsep seni untuk seni karena dianggap hanya akan menjauhkan seniman dari rakyat. Konsep seni untuk rakyat ini, misalnya, mereka terapkan saat menggelar Festival Memedi Sawah di Desa Delanggu, Klaten, pada 1999. Mereka mengarak orang-orangan sawah bertuliskan "Emoh Bahan Kimia" serta memasang poster besar bertuliskan "Rebut Kembali Hak Rakyat Atas Pengembangan Kebudayaan Rakyat".
Selanjutnya..

Sort News :

Diminta Tak Tergiur Jadi Capres, Jokowi: Apa?

Sumber : Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo diperkirakan menjadi kandidat calon presiden pada Pemilihan Umum 2014. Namun, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) meminta Jokowi untuk menyelesaikan jabatan gubernur hingga 2017, baru kemudian maju dalam pemilihan presiden 2019. (Baca juga: Jokowi Diingatkan Soal Komitmen Tak Jadi Capres)

Ketika ditanya mengenai sikap Partai Gerindra itu Senin, 30 September 2013, Jokowi tersenyum kemudian terdiam cukup lama. Hingga akhirnya dia memilih bungkam. Padahal sebelumnya, setiap kali ditanya ihwal calon presiden, Jokowi kerap mengutarakan jawaban yang sama, "Saya enggak mikir," ujarnya.

Ada juga jawaban lainnya, yakni dia menyerahkan semua urusan politik dan menurut kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

Saat didesak apa komentarnya mengenai pendapat Partai Gerindra agar Jokowi fokus mengurus Ibu Kota, kali ini Mantan Wali Kota Solo itu menjawab, "Apa? Apa?" ujarnya sembari tersenyum.

Meski Partai Gerindra memandang supaya dia fokus mengurus Ibu Kota, Jokowi memastikan hubungannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, baik-baik saja.

LINDA TRIANITA

Terkait :
Mega: Gaji Pak Jokowi dan Ganjar Berapa?
Jusuf Kalla Dukung Lurah Susan

AS Shutdown, Bagaimana Nasib Astronot NASA di Luar Angkasa?

Sumber : VIVA.co.id

Sebanyak 18 ribu pegawai NASA terancam harus cuti karena shutdown.

Ita Lismawati F. Malau, Amal Nur Ngazis

VIVAnews - Penghentian layanan pemerintah atau shutdown tengah melanda Amerika Serikat, menyusul tidak ada kata sepakat dari kedua kubu Kongres AS. Jika kondisi shutdown ini terus berlangsung, dipastikan layanan pemerintahan akan mati, di antaranya pembuatan paspor, visa, taman nasional, dan pajak. 

Selain itu, layanan yang juga terancam adalah operasional Badan Antariksa AS (NASA). Dilansir Mashable, Selasa 1 Oktober 2013, pendanaan operasi NASA dilaporkan terancam, demikian juga kemungkinan konsekuensi pahit bagi sebagian besar 18.000 karyawan NASA yang harus cuti.

Kekhawatiran juga dialamatkan pada nasib dua astronot yang kini tengah menjalankan tugas di Stasiun Luar Angkasa Internasonal (ISS), Mike Hopkins dan Karen Nyberg.

Namun Presiden Barack Obama menjamin pemerintah AS tidak akan membiarkan dua astronot itu 'melayang' di luar angkasa tanpa dukungan. "NASA akan tutup hampir seluruhnya, tapi pengendali misi ruang angkasa akan tetap mendukung astronot yang bertugas di ISS," kata Obama.

Meski mendapatkan sinyal positif, tapi badan antariksa itu juga berjaga-jaga dari kemungkinan terdampak shutdown. NASA dilaporkan telah menyiapkan rencana darurat selama berminggu-minggu mengantisipasi dampak buruk shutdown.

Dalam  sebuah memo yang disusun Divisi Manajemen dan Anggaran, NASA mempersiapkan penataan lembaga. "Guna melindungi kehidupan kru serta aset NASA, kami akan terus mendukung operasi ISS yang direncanakan, selama masa kekosongan pendanaan," tulis pejabat NASA.

Selain itu, tambah pejabat itu, NASA akan memantau dampak dari potensi perpanjangan masa shutdown. Pantauan ini akan menentukan transportasi atau layanan pasokan kargo apa yang diperlukan untuk mengurangi ancaman nyata kehidupan dan properti di ISS.

Ironisnya, pemberlakuan shutdown ternyata bertepatan dengan ulang tahun ke-55 NASA. Badan antariksa itu merayakan pencapaiannya dengan resiko kekurangan anggaran. (umi)

Berita Terkait :
Shutdown, AS Terancam Rugi Rp3,4 Triliun per Hari
Pemerintah AS Shutdown, 800.000 PNS Menganggur
Curang, Si Dewa Judi Ditangkap di Amerika
Anggaran Belum Disepakati, Kerja Pemerintah AS Terancam Mandek 
Drama "Shutdown" Lumpuhkan Pemerintah AS
Presiden Minta Waspadai Dampak Shutdown AS 

YARA Kembali Gugat Gubernur Aceh

Sumber : serambi news.com

Laporan Mursal Ismail | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) kembali mendaftar gugatan Class Action (kepentingan publik) terhadap Gubernur Aceh (tergugat I), Malik Mahmud selaku pimpinan GAM (tergugat II), Presiden RI (tergugat III) dan Marti Ahtisari sebagai fasilitator proses negosiasi RI-GAM (tergugat IV) ke Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh, Selasa (1/10/2013). Jika sebelumnya YARA menggugat Gubernur karena Pemprov Aceh belum menyalurkan beasiswa 1.000 lebih anak yatim, kali ini YARA menggugat karena pemerintah hingga kini belum membentuk Komisi Bersama Penyelesaian Klaim (KBPK) untuk korban konflik di Aceh sebagaimana amanah MoU Helsinki.
Direktur YARA, Safaruddin SH mengatakan, gugatan itu mereka daftarkan ke PN Banda Aceh karena Pemerintah Aceh dan Pemerintah Indonesia tak merespon tuntutan YARA melalui somasi pada 8 April 2013. "Joint Settlement Commision (JSC) atau KBPK merupakan hak penuh seluruh korban konflik di Aceh atas kehilangan hartanya, harta mereka itu yang harus diganti melalui KBPK ini, karena itu kita harus menggugat karena semestinya itu sudah terbentuk sejak 2008," kata Safaruddin kepada serambinews.com seusai mendaftar gugatan ini ke PN Banda Aceh, Senin (1/10/2013) tadi.
Safaruddin mengatakan gugatan itu sudah diterima di bagian perdata PN Banda Aceh, namun belum ditetapkan jadwal sidangnya. Saat ini, serambinews.com belum memperoleh konfirmasi dari Biro Hukum Setda Aceh terkait gugatan ini.(*)

17 Lembaga Mahasiswa Kritisi ‘Zikir’

Sumber : serambinews.com

BANDA ACEH - Sebanyak 17 lembaga mahasiswa di Banda Aceh dan Aceh Besar mengkritisi Pemerintahan Aceh di bawah kepemimpinan Gubernur dr Zaini Abdullah dan Wagub, Muzakir Manaf atau lebih dikenal pasangan Zikir. Para mahasiswa ini menilai sudah setahun lebih Zaini/Muzakir memimpin Aceh, dari 21 program prorakyat mereka janjikan semasa kampanye, belum satu pun terealisasi.
Juru bicara 17 lembaga mahasiswa yang mereka namakan Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Aceh (GEMPA), Raditia Al Mubarrak mengatakan selama ini Pemerintah Aceh hanya sibuk mengurusi hal-hal berbau politik dengan dalih amanah MoU Helsinki, padahal hal tersebut tak berdampak langsung dengan kesejahteraan rakyat. Selain itu, legislatif juga terkesan mati.
“Beberapa hasil kajian kami, serapan anggaran dari APBA 11,78 triliun, baru berhasil diserap 38 persen. Alokasi itu pun tak mengarah pada kesejahteraan rakyat dan tidak tepat sasaran. Misalnya pembangunan jalan, seperti kita lihat baru-baru ini. Pemerintah Aceh merehab Jalan T Nyak Arief di Banda Aceh, padahal jalan itu tak rusak. Di sisi lain, masih banyak jalan rusak yang semestinya harus direhab, tetapi tak dilakukan,” kata Raditia saat konferensi pers di Banda Aceh kemarin. 
Didampingi beberapa rekannya, termasuk dari Fakultas Hukum Abulyatama, Raditia mengatakan selama ini mereka menilai Pemerintahan Zikir juga banyak merehab sekolah dan rumah sakit yang semestinya belum perlu dilakukan.
Sedangkan terhadap pembangunan di daerah-daerah yang semestinya perlu dibangun, tak dilakukan. “Begitu juga dengan 21 program prorakyat Zikir semasa kampanye, misalnya beasiswa mulai dari SD hingga tamat kuliah, hingga kini janji ini belum direalisasi. Kami setuju saja dengan Qanun Bendera dan Lambang Aceh, tapi penuhi dulu kepentingan banyak rakyat Aceh,” pinta Raditia dari Pema Unmuha Aceh .
Raditia menegaskan jika dalam waktu secepatnya, Pemerintahan Zikir belum mampu merealisasikan program prorakyat itu, mereka akan menggalang massa se-Aceh untuk berdemo menuntut janji prorakyat Zikir direalisasikan. (sal)