Kamis, 03 Oktober 2013

Ini Obrolan Terakhir Akil Sebelum Ditangkap KPK

Sumber : Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa saat sebelum ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi di rumahnya, Jalan Widya Chandra III Nomor 7 Jakarta Selatan, Rabu, 2 Oktober 2013, Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar sempat berbincang dengan sejumlah wartawan, termasuk Tempo. Perbincangan terjadi di press room MK, sebelum Akil pulang ke rumahnya.

Saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 18.00. Sudah kebiasaan Akil untuk menyambangi press room untuk sekedar bertutur sapa dan berbincang dengan wartawan. Letak ruang wartawan itu memang berada tepat di samping ruang sidang. Hampir bisa dipastikan tiap usai maupun rehat sidang, dia berkunjung ke ruang wartawan.

Akil memang dikenal akrab dengan wartawan yang biasa liputan di MK. Tak susah baginya untuk menghafal nama para wartawan. “Wah, hari ini sidang padat sekali. Kalian sih enak, dari pagi hanya mendengarkan saya bicara, sudah dapat duit banyak. Saya dari jam delapan pagi (bersidang),” Akil bercanda.

Para wartawan tampak antusias berbincang dengan Akil. Mereka berdiri membentuk setengah lingkaran mengelilinginya. Malam itu sekitar sepuluh wartawan mengerubungi Akil. Sisanya memilih duduk di meja komputer untuk menyelesaikan berita.
Beberapa wartawan kemudian menanyakan tentang kesempatan kedua pasang calon Gubernur Jawa Timur dalam sengketa pemilu kepala daerah yang sedang diproses Mahkamah Konstitusi. Menurut Akil, kedua pasangan sama-sama kuat. “Ya, kan tadi lihat sendiri beberapa saksi ahli dari kedua kubu sama-sama mengutarakan pendapatnya.”

Sengketa pemilu kepala daerah Jawa Timur ini, kata dia, harus didalami secara menyeluruh. Kubu Khofifah menuduh Soekarwo menggunakan program bantuan sosial sebagai upaya money politic. Namun, kata Akil, hal itu agak susah dibuktikan kebenarannya. Keputusan akhir, menurut dia, akan menunggu hasil musyawarah dengan hakim konstitusi lain.

Perbincangan pun berlanjut. Obrolan tetap tak jauh dari masalah sengketa pemilu di beberapa daerah serta jalan sidang yang dipimpinnya. Akil sempat bercerita tentang salah seorang saksi dalam persidangan yang sempat dimarahinya karena membentak saat ditanya.

Saat itu, kata dia, seorang saksi dengan nada tinggi memberikan kesaksian menggunakan kata “zalim” dengan membentak. Pernyataan itu kata dia merupakan yang kedua kalinya. “Jujur saya tadi sempat kaget, harusnya bilang saja, ‘Itu tak benar, Yang Mulia’,” ujar Akil.

Di tengah perbincangan, Akil kembali melontarkan candaannya saat melihat seorang wartawan sedang melaksanakan salat Maghrib, tetapi seorang wartawan lain sedang tertidur pulas di sebelahnya. “Lha, itu kenapa kok disalati?” kata Akil. Orang yang disalati adalah orang yang sudah meninggal.

Seorang wartawan tiba-tiba menanyakan akun Twitter milik Akil. Lalu Akil mengeluh banyaknya mention yang menjelek-jelekkan Mahkamah Konstitusi. “Sering ada yang mention, katanya MK sarang korupsi gara-gara kasus mereka tak selesai,” ujar Akil. Namun, dia mengaku enggan membalas mention yang bernada sinis.

Menurut dia, akun Twitter yang dimilikinya sebenarnya hanya digunakan sebagai refreshing. Akil mengatakan akunnya sempat akan ditutup, tetapi tak jadi karena dia merasa bisa lebih tahu berita dan perkembangan kabar terkini dari jejaring sosial tersebut. Hingga pukul 20.30, Akil masih berbincang dengan wartawan sebelum pamit pulang.

Sekitar pukul 22.00, Akil Mochtar ditangkap KPK di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra III Nomor 7, Jakarta Selatan, dengan barang bukti uang senilai miliaran rupiah.

FAIZ NASHRILLAH

Kabar Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon untuk komentar menggunakan kata yang sopan, tidak mendiskreditkan seseorang atau mengandung unsur SARA.
Apabila Admin menganggap bahwa komentar dianggap tidak etis untuk ditampilkan maka akan dihapus.
Terima kasih