SUMBER : KOMPAS.COM
Oleh: Christovita Wiloto
Saya ingat saat Joko
Widodo masih menjadi Wali Kota Solo dan aktif mengampanyekan mobil SMK,
saya mention Twitter-nya @jokowi-do2 dan bilang kalau fokus kita
sebaiknya jangan ke mobil SMK, tetapi kendaraan umum.
Saat itu
Jokowi sempat menjawab dengan sengit, ”Biar industri otomotif kita
dikuasai asing, ya?” Saya jelaskan bahwa mobil SMK justru akan membuat
Jakarta semakin macet. Yang diperlukan Jakarta adalah kendaraan umum
yang mengangkut banyak orang dan nyaman, seperti kereta api, monorel,
dan MRT.
Saya bilang saat itu, sebaiknya SMK diarahkan untuk
menciptakan kendaraan-kendaraan umum tersebut, jangan diarahkan untuk
membuat mobil alias kendaraan pribadi.
Syukurlah, sekarang,
setelah menjadi Gubernur DKI, Jokowi mati-matian membela kendaraan umum
dan bukan mobil murah. Inilah solusi terbaik bagi Indonesia. Kalau
transportasi umum Indonesia baik dan berkualitas seperti negara-negara
maju, rakyat tidak akan repot-repot membeli kendaraan pribadi, baik
mobil atau motor, yang mahal. Dananya bisa digunakan untuk mendidik dan
meningkatkan standar gizi anak-anak mereka.
Di beberapa negara
maju, jarak tempuh dari satu lokasi ke lokasi lain bisa diprediksi
dengan baik. Misalnya kita ada jadwal rapat pada pukul 14.00 di suatu
kantor, kalau berangkat 15 menit sebelumnya menggunakan MRT, kita akan
sampai di lokasi 5 menit sebelum rapat.
Hal ini hampir menjadi
hal yang mustahil terjadi di Jakarta. Kita perlu setidaknya menyiapkan
waktu 1 jam sebelumnya agar tidak terlambat menghadiri rapat tersebut.
Pasalnya, kondisi kemacetan jalan sulit diprediksi, ditambah lagi tidak
mudahnya mendapatkan lokasi parkir kendaraan.
Tanpa transportasi
umum yang baik dan nyaman, biaya sia-sia yang dikeluarkan setiap orang
menjadi sangatlah besar. Selain itu, sangat menghabiskan waktu kita dan
membuat kita cepat letih dengan tingkat produktivitas yang menjadi
sangat rendah.
Untuk mengatasi kemacetan dan sulitnya kendaraan
umum, banyak dari kita terpaksa membeli motor. Selama ini motor
dirasakan sangat menolong masyarakat mengatasi keterbatasan kendaraan
umum serta gesit di tengah macet. Namun, apa yang terjadi saat ini
ketika setiap orang mulai naik motor? Jalanan di Jakarta pun semakin
macet, bahkan kini motor pun sulit berjalan.
Jika kini mobil
dibuat murah, ini justru akan membuat kemacetan semakin runyam.
Bisa-bisa jalanan di Jakarta akan penuh mobil dan motor, tetapi tidak
bergerak sama sekali.
Kebijakan mobil murah ini adalah kebijakan
yang bodoh, yang hanya menguntungkan produsen kendaraan, yang tahun lalu
memecahkan rekor penjualan kendaraan mereka. Tanpa peduli dengan
tingkat kemacetan yang semakin tinggi, tingkat kecelakaan juga semakin
tinggi, tingkat polusi yang semakin tinggi, meningkatkan biaya yang
tidak perlu, serta menurunkan kesejahteraan dan tingkat produktivitas.
Seandainya
pejabat pengambil keputusan di negara kita memiliki visi yang jelas,
prorakyat, dan memiliki ketahanan nasional yang baik di bidang ekonomi,
termasuk transportasi, BBM, dan produktivitas yang baik,
kebijakan-kebijakan bodoh seperti mobil murah ini tidak akan terjadi.
Sebaliknya, pembangunan infrastruktur transportasi umumlah yang harus
digencarkan.
Christovita Wiloto, CEO Wiloto Corp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon untuk komentar menggunakan kata yang sopan, tidak mendiskreditkan seseorang atau mengandung unsur SARA.
Apabila Admin menganggap bahwa komentar dianggap tidak etis untuk ditampilkan maka akan dihapus.
Terima kasih